1 - 14 Oktober 2013 lalu, Acara "Terios7Wonders, Hidden Paradise" telah selesai dilaksanakan oleh PT. Astra Daihatsu Motor yang tidak lain adalah Agen Tunggal pemegang merk DAIHATSU. Daihatsu Terios yang sangat terkenal sebagai Sahabat petualang sudah terbukti ketangguhannya yang telah menjelajah dari Pulau Jawa sampai di tempat atau titik akhir, yaitu salah satu keajaiban dunia yang baru 'Pulau Komodo', Setelah sebelumnya lagi telah menjelajah ke Pulau Sumatera November 2012 silam.
Rute perjalanan kali ini dimulai dari Pantai Sawarna, Banten berlanjut ke Desa Kinahrejo, Gunung Merapi, Jawa Tengah. Tempat ketiga adalah penelusuran ke Tengger, Gunung Bromo dan berlanjut ke Plengkung, Taman Nasional Alas Purwo. Tempat selanjutnya yang dikunjungi adalah Sade Rambitan. Dompu, Nusa Tenggara Barat menjadi tempat terakhir sebelum akhirnya megunjungi tempat tujuan yaitu Pulau Komodo.
"Terios7Wonders, Hidden Paradise" berbeda dengan acara sebelumnya, para petualang kali ini adalah Anggota dari Tim Daihatsu, Para Jurnalis dan Tentunya para Blogger Nusantara. Blogger yang mengikuti acara ini sebanyak 7 orang, 5 orang adalah blogger yang dipilih melalu kompetisi blog dan 2 blogger lainnya adalah blogger traveler yang sudah terkenal.
Berikut Blogger pemenang "Terios7Wonders, Hidden Paradise".
Nama : Mumun
twitter :@munindohoy
blog :indohoy.com
Nama : Luci
twitter :@lucianancy
blog :lucianancy.com
Nama : Wira Nurmansyah
twitter :@wiranurmansyah
blog :wiranurmansyah.com
Nama : Bambang
twitter :@gelimembara
blog :simplyindonesia.wordpress.com
Nama : Puput
twitter :@aryakamandhanu
blog :backpackology.me
Nama : Maulana Harris
twitter :@harrismaul
blog :maulanaharris.blogdetik.com
Nama : Giri
twitter :@satrio_mount
blog :girisatrio.wordpress.com
REVIEW Perjalanan Terios 7 Wonders, Hidden Paradise
Part 1 : Pembuktian Ketangguhan dan Kehebatan DAIHATSU TERIOS dimuali.
"Daihatsu Terios 7 Wonders 2013 akan Tempuh 2.566 Km."
Pertanyaannya adalah mampukah Daihatsu Terios menempuh jarak 2.566 Km. ? Mengusung Tema Hidden Paradise, 7 unit Daihatsu Terios dipersiapkan untuk mengarungi, menikmati dan menemukan surga-surga belum terungkap sepanjang perjalanan selama 2.566 Km. Perjalanan menemukan surga sepanjang 2.566 Km. ini dimulai pada tanggal 30 September 2012 melewati rute Jakarta menuju Sawarna berlanjut ke Merapi kemudian melalui Tengger menuju Baluran, setelah itu menuju Rambitan dan berlanjut ke Dompu setelah akhirnya menuju ke tempat tujuan di Pulau Komodo pada tanggal 12 Oktober 2013. Ekspedisi ini memiliki tujuan untuk dapat memberikan informasi berbagai tempat wisata yang jarang dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.
“Kami ingin memperkenalkan 7 tempat eksotis yang akan dilalui dalam perjalanan ini,”
RIO SANGGAU
as
Domestic Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor
Part 2 : Mengawali Perjalanan Dengan Menikmati Senja di Pantai Sarwana
Rombongan mengawali perjalanan selama 14-hari ini dengan berkumpul terlebih dahulu di Sentul City kot Bogor, dan menuju ke Sukabumi lalu berakhir di Sawarna, Lebak, Provinsi Banten, di hari pertama ini. Tidak lama kemudian setelah memulai perjalanan, rombongan menempuh jalanan berkelok di daerah Ciawi dan perbukitan Sukabumi. Turunan dan tanjakan cukup sangar dengan mudah dan nyaman dapat dilalui oleh Terios yang berisi bensin 1500cc VVTi. Setelah melewati Sukabumi, perjalanan berlanjut ke Palabuhan Ratu yang semakin jauh dari kota, dan memungkinkan pancaran radio sudah tidak dapat ditemukan lagi. Untungnya fitur koneksi USB, Aux dan MicroS terdapat pada Terios sehingga pengguna mampu mengatasi kejenuhan dengan mendengaran Musik langsung dari smartphone atau dari Media Player. Ketika berada wilayah perbukitan di Palabuhan Ratu, para penjelajah menikmati keindahan pemandangan pesisir pantai yang dapat dilihat di sepanjang jalan hingga pantai Sawarna. Pantai Sawarna kita ketahui akhir-akhir ini adalah salah satu lokasi favorit berselancar bagi para turis domestik dan asing. Keindahan pantai bersih membuat para singgah untuk menikmati terbenamnya matahari atau jaman sekarang istilahnya adalah sunset, sekaligus menginap untuk beristirahat sebelum kembali ke perjalanan pada esok hari. Perjalanan hari kedua akan melewati jalur terjauh sepanjang 600 km menuju Kota Istimewa Jogjakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
Part 3 : Jalur Selatan Pun Dilaluinya
Pukul 07.00 pagi penjelajah yang menumpang Mobil Tangguh 7 New Daihatsu Terios memulai perjalanannya. Seperti pada first day, kembali kami melalui jalur tanjakan dan turunan curam di Bayah dan Sukabumi, yang dapat dengan mudah dilalui dengan mudah dan nyaman bersama Daihatsu Terios.
Ditemani matahari yang tersenyum, selepas Sukabumi rombongan memilih untuk menggunakan tol Padaleunyi menuju Kota Tasikmalaya. Dengan kondisi lalu lintas yang lancar, rombongan pun memacu kendaraan dengan kecepatan cukup tinggi. Di sini performa mesin 1500 cc VVTi dari New Terios terbukti handal untuk dipacu dalam kecepatan rata-rata 60-80 kpj.
Keluar dari tol Padaleunyi, penjelajah menghadapi medan jalan tanjakan dan turunan berkelok yang cukup terjal di jalur Nagreg. Kembali New Terios dengan transmisi manual 5-percepatan menunjukkan kehandalan dan kelincahannya di jalan yang menuntut kemampuan berkendara ini. Setelah melewati Tasikmalaya, rombongan memasuki daerah Banjar yang sekaligus membawa rombongan memasuki wilayah Jawa Tengah saat hari mulai gelap. Kali ini rombongan dihadapi dengan jalur yang terbilang datar dan sempit.
Jalur Banjar > Wangon > Kebumen > Purworejo – Jogjakarta yang cukup padat lalu lintasnya dengan kendaraan berat seperti bus dan truk tronton. Ini menjadi arena lain untuk menguji tenaga mesin dari SUV 7-penumpang ini dalam menyalip dan meliuk-liuk di jalan yang hanya 2 jalur.
Kamis (3/10) dini hari, rombongan akhirnya tiba di Jogjakarta, dan langsung menuju hotel untuk beristirahat. Hari ini Terios akan digeber ke Gunung Merapi.
Part 4 : Medan Offroad Kaki Merapi Pun Dijinakkan
Perjalanan diawali dari Hotel Amaris, Jogjakarta dan mampir ke showroom Daihatsu di Jalan Raya Magelang. Tim menunggu dan bertemu sejumlah perwakilan dari Daihatsu dan Gubernur Jogjakarta yang akan bertolak ke Merapi.
Perjalanan dari kota Jogjakarta menuju Desa Kinahrejo ditempuh kurang dari 60 menit berkat kondisi lalu lintas yang masih terbilang lengang di pagi itu. Sesampainya di lokasi, rombongan disambut dengan alunan musik gamelan Jawa beserta tarian Kuda Lumping.
Acara diisi dengan sambutan yang disampaikan oleh sejumlah perwakilan dari ADM dan tim CSR-nya, berikut beberapa pejabat wilayah setempat seperti perwakilan Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bupati, dan Kepala Dusun. Usai sambutan seluruh tamu undangan dan peserta tour secara bergilir melakukan penanaman 10.000 pohon secara simbolik untuk menghijaukan kembali desa yang sempat terporak-porandakan akibat musibah meletusnya Gunung Merapi pada November 2010.
Seusai menanam pohon dan makan siang, tim memutuskan untuk mengunjungi kediaman almarhum Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi, sekaligus melakukan Lava Tour di Desa Cangkringan yangberada di kaki Gunung Merapi. Di sana terdapat bangkai sebuah mobil dan sejumlah sepedamotor yang hancur akibat terjangan ‘wedhus gembel’ alias awan panas saat bencana terjadi.
Perjalanan Lava Tour Cangkringan diwarnai tanjakan terjal dengan permukaan berpasir. Tim sangat beruntung karena mengendarai SUV tangguh dan handal. Dalam beberapa kesempatan Terios yang tim kendarai sempat kesulitan untuk melewati tanjakan terjal akibat tebalnya pasir di permukaan jalan, namun pada akhirnya satu-per-satu mobil dari rombongan sukses melewati rintangan ini. Selama ‘offroad’ debu-debu beterbangan hingga mengganggu pemandangan. Setelah selesai ‘bermain’ di medan menantang di Cangkringan, tim memutuskan untuk kembali ke penginapan sore harinya dan beristirahat. Hari ini (4/10), konvoi menuju Malang, Jawa Timur.
Part 5 : Kehangatan Daihatsu Terios 7 Wonders Hidden Paradise
Dan bisa dibilang tidak ada yang istimewa dari rute perjalanan sepanjang 342 km ini karena medannya terbilang biasa saja. Namun, keakraban dan kehangatan di antara para peserta, yang akrab dengan sebutan Sahabat Petualang Terios, semakin terasa.
Selama di perjalanan, rombongan bersama para Sahabat Petualang lainnya yang tersebar di 7 mobil Daihatsu Terios ini saling berkomunikasi melalui perangkat radio handy-talky yang disediakan di setiap mobil oleh panitia untuk memastikan agar perjalanan kami selalu kondusif dan sesuai dengan rencana.
Untuk menghilangkan rasa jenuh akibat panjangnya perjalanan, tidak jarang rombongan memanfaatkan radio HT untuk mencairkan suasana, seperti saling bercanda, membuat tebak-tebakan, bahkan ada yang mencoba untuk menggoda dua lady blogger yang menjadi peserta. Mereka ikut perjalanan dengan tujuan mengeksplorasi sejumlah surga pariwisata tersembunyi di Indonesia. Dengan begitu, perjalanan panjang di atas SUV 7-penumpang dari Daihatsu ini dari pagi hingga malam pun terasa semakin menyenangkan. Malamnya, rombongan akhirnya tiba di kota Malang dan menuju ke penginapan setelah makan malam sebelumnya. Hari ini (5/10) perjalanan akan dilanjutkan menuju Tengger di kawasan Gunung Bromo. Naik-naik ke puncak gunung lagi…
Part 6 : Taklutkan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Total perjalanan rombongan hingga hari ke-5 lebih dari 1000 km. Di sana rombongan mendapat tambahan anggota rombongan, yaitu beberapa rekan media dari Malang.
Memulai perjalanan menuju Bromo, rombongan langsung disambut oleh padatnya lalu lintas di Malang, selebihnya hingga Desa Lumajang lancar. Dari Desa Lumajang menuju Bromo, rombongan kembali harus menghadapi medan ekstrim berupa tanjakan terjal berkelok dengan permukaan jalan rusak dan berbatu, dan lebarnya hanya cukup untuk dilewati oleh satu mobil.
Setibanya di lokasi pada malam harinya, rombongan langsung santap malam dan menginap di dalam tenda di pinggir danau Ranu Pani, Tengger, yang ditemani dengan hangatnya api unggun. Esok paginya indahnya pemandangan Ranu Pani yang tidak tampak sebelumnya pada malam hari, menyambut rombongan bersama sorot cahaya matahari terbit dari bukit.
Di pagi hari itu juga para Sahabat Petualang beserta perwakilan dari ADM memberikan sumbangan berupa peralatan kebersihan yaitu sejumlah sapu lidi dan tempat sampah, agar lokasi wisata di kawasan TNBTS selalu terjaga kebersihannya. Kegiatan di pagi itu dilanjutkan dengan mengeksplorasi kawasan Tengger dengan mengendarai Daihatsu Terios. Setelah itu, rombongan pun kemballi melanjutkan perjalanan menuju surga pariwisata tersembunyi di Indonesia berikutnya, yaitu ke Taman Nasional Balu
Part 7 : ‘Menguntip’ Sekumpulan Rusa di Africa from Java
Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Namanya diambil dari nama gunung Baluran yang berada di daerah tersebut.Taman ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun.
Setelah santap makan malam beberapa Sahabat Petualang memutuskan untuk melakukan Safari Night berjalan kaki di kawasan sabana Baluran di sekitar wisma tempat tim menginap malam itu. Kabarnya di kawasan sabana yang sangat luas ini sering terlihat beberapa ekor rusa dan kijang. Wilayah Taman Nasional Baluran dijuluki “Africa From Java” dan dibuat sealami mungkin. Praktis tidak ada pencahayaan sama sekali dan tim hanya mengandalkan sorot lampu senter untuk memantau apa saja yang ada di sekitar tim. Tim cukup beruntung karena dapat melihat beberapa ekor rusa yang berkeliaran di alam bebas sedang menjalani aktivitasnya walau hanya dari jarak jauh. Esoknya, tim kembali ke sabana untuk menyaksikan indahnya pemandangan di alam liar saat matahari terbit. Momen ini pun tidak disia-siakan oleh tim untuk mengabadikannya dengan kamera masing-masing.
Setelah itu tim kembali ke wisma dan sarapan. Tim pun melanjutkan perjalanan 14 hari tim untuk meninggalkan pulau Jawa dan menuju Pulau Dewata
Part 8 : Sejenak Menikmati Surga Pulau Dewata
Kondisi jalan akses keluar-masuk Taman Nasional Baluran yang dipenuhi bebatuan kerikil akibat rusaknya lapisan aspal menjadi medan pembuktian ketangguhan dari Daihatsu Terios. Dengan nyaman dan mulus rombongan melalui jalan berlubang-lubang dengan kecepatan hingga lebih dari 40 km/jam sambil melibas tikungan-tikungan landai. Hal itu membuat rombongan yang saat itu berada di kursi penumpang depan merasa seolah-olah sedang berada di salah satu etape WRC. Sekeluarnya dari kawasan Taman Nasional Baluran, rombongan kembali dihadapi oleh lintasan berkelok-kelok hingga Banyuwangi namun dengan permukaan aspal jauh lebih mulus.
Setibanya di pelabuhan Ketapang, rombongan pun menyebrang ke Bali menggunakan kapal ferry. Sampai di pelabuhan Gilimanuk, rombongan langsung merapat ke rumah makan terdekat untuk mengisi perut.
Sajian ayam betutu, kuliner khas Bali, langsung menyapa rombongan di saat santap siang tersebut. Makan siang selesai, rombongan melanjutkan perjalanan meninggalkan Gilimanuk menuju Kuta. Kembali, jalan naik-turun berkelok rombongan jumpai di sini. Namun bedanya, rombongan harus menghadapi kondisi lalu lintas lebih padat yang sedikit menghambat laju Sahabat Petualang Terios7Wonders. Tidak jarang kendaraan besar seperti bis tidak mau mengalah.
Setelah senja rombongan pun tiba di Kuta dan langsung menuju penginapan untuk beristirahat. Sayang sekali waktu rombongan di Bali sangat singkat, karena rombongan sempat berniat untuk berjalan-jalan di salah satu kota di Indonesia yang paling dikenal di kalangan internasional.
Tapi apa boleh buat, mengingat esok paginya rombongan harus kembali bertolak menuju Mataram.
Part 9 : Temui Pembersih Lantai dari Kotoran Kerbau ala Suku Sasak
Bertolak pada hari Rabu (9/10) pagi dari penginapan di kota Mataram, rombongan 7 unit Daihatsu Terios memulai tur di hari ke-9 menuju Sade. Sade adalah sebuah dusun di desa Rambitan, Pujut, Lombok Tengah, yang dihuni oleh penduduk asli Pulau Lombok, yaitu suku Sasak. Karena masih kuatnya adat suku Sasak yang dipertahankan oleh para penghuninya, Dinas Pariwisata setempat menjadikannya sebagai desa wisata.
Setibanya di Sade, rombongan Sahabat Petualang Terios disambut oleh alunan musik dan tarian tradisional Kedang Belek berupa 2 buah drum besar dimainkan oleh 2 musisi, yang diiringi oleh musik gamelan. Selanjutnya rombongan disuguhi oleh pertunjukan Peresehan, tradisi setempat berupa perkelahian antara dua pria menggunakan tongkat rotan panjang dan perisai yang terbuat dari kulit sapi. Awalnya kegiatan ini merupakan bagian dari peperangan namun saat ini hanya dilakukan untuk menghibur wisatawan. Rombongan diajak untuk berkeliling desa Sade dengan panduan dari salah seorang penduduk asli. Sebagian besar suku Sasak bekerja sebagai petani, sedangkan sebagian besar penduduk wanitanya memiliki keahlian dalam membuat kain tenun.
Ada satu hal yang unik dari desa Sade adalah cara penduduknya membersihkan lantai rumah mereka dengan menggunakan kotoran kerbau. Menurut mereka cara ini lantai rumah dapat lebih hangat dan dijauhi oleh nyamuk. Selepas dari desa Sade, tim Terios 7 Wonders Hidden Paradise berlanjut mengkuti kegiatan CSR Daihatsu di SMA AL Masyhudien NW Kawo. Lalu mengunjungi Pantai Pink di Tanjung Ringgit.
Part 10 : Membantu Sesama Dengan Sumbang Buku-Buku Pelajaran ke SMA Al Masyhudien NW Kawo
Setelah mengunjungi desa Sade pada hari Rabu (9/10), rombongan bertolak menuju ke SMA Al Masyhudien NW Kawo di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Daihatsu menjalani misi yang sesuai dengan salah satu pilar CSR dari Daihatsu, yaitu Pintar Bersama Daihatsu. Setibanya di SMA AL Masyhudien, para Sahabat Petualang Terios mendapat sambutan hangat dari para siswa, guru dan staf sekolah lainnya. Bertempat di aula sekolah, secara simbolis sumbangan diserahkan oleh perwakilan dari Daihatsu dan salah satu dari Sahabat Petualang Terios berupa buku-buku pelajaran untuk perpustakaan kepada Kepala Sekolah. Usai makan siang, rombongan Sahabat Petualang Terios kembali melanjutkan eksplorasinya di Lombok. Rombongan mengunjungi salah satu surga pariwisata tersembunyi di Lombok yaitu Pantai Pink di Tanjung Ringgit.
Part 11 : Menengok Pantai-pantai ‘Paradise’ di Lombok dengan Daihatsu Terios
Perjalanan dari Mataram ke Pantai Pink di hari Rabu (10/10) memerlukan waktu 2 jam, dan untuk menuju ke sana rombongan harus melalui hutan gersang dengan kondisi jalan yang rusak dan berbatu.
Dinamai Pantai Pink karena jika dilihat dari kejauhan sekilas pasir dari pantai ini sekilas terlihat berwarna pink atau merah muda. Untuk masuk dari jalan utama ke pantai pun rombongan harus melalui jalan berpasir menurun yang cukup terjal, di sini kembali ketangguhan dari Daihatsu Terios diuji.Walaupun keindahan pantainya bisa dibilang tidak berbeda jauh dibanding pantai-pantai yang ada, namun sebutan ‘Hidden Paradise’ layak diberikan pada Pantai Pink karena lokasinya yang terbilang jauh dari pusat keramaian. Bahkan fasilitas penunjuang pariwisata di sekitar pantai pun nyaris tidak ada. Pepohonan kering yang tumbuh di area pantai menambah keunikan tersendiri dari pantai yang berlokasi di desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur ini. Kemudian rombongan para Sahabat Petualang Terios melanjutkan perjalanan ke Pantai Selong Belanak. Kembali rombongan disajikan dengan kondisi jalan yang ‘tricky’, dengan harus melalui jalan berbukit dan berkelok untuk mengejar momen terbenamnya mentari. Sepanjang perjalanan menuju Selong Belanak banyak kami jumpai wisatawan bule mengendarai sepada motor dengan membawa papan selancar, yang menandakan bahwa pantai ini merupakan salah satu destinasi pilihan untuk melakukan kegiatan surfing.
Dewi Fortuna kali ini tidak berpihak pada rombongan Sahabat Petualang, karena sesampainya di Selog Belanak matahari telah lebih dulu terbenam. Namun itu tidak membuat kami urung untuk mengabadikan keindahan dari pantai itu.
Part 12 : Menikmati Alam dan Susu Kuda Liar Sumbawa
Setibanya di Sumbawa setelah melakukan penyebrangan dengan kapal ferry selama 4 jam, rombongan Sahabat Petualang Terios langsung tancap gas menuju kota Dompu untuk mengejar waktu agar tidak terlalu malam tiba di penginapan rombongan di sana. Sepanjang perjalanan menuju Dompu, rombongan kembali dibuat kagum oleh keindahan alam Indonesia. Jalanan berliku dengan pemandangan pesisir pantai menemani rombongan . Malamnya rombongan tiba di Hotel Aman Gati Dompu untuk beristirahat.
Jumat (11/10) pagi, rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke kota Bima. Namun sebelumnya rombongan yang mengendarai 7 unit Daihatsu Terios ini terlebih dulu singgah ke desa Palama untuk mengunjungi pemerahan susu kuda liar. Anak-anak sekolah setempat dengan ramah menyambut kedatangan para Sahabat Petualang Terios. Saat makan siang di tengah perjalanan menuju Bima, rombongan kedatangan tamu puluhan Daihatsu Feroza dari komunitas Feroza Fans Club. Setelah sempat melakukan foto bersama, mereka pun mengawal rombongan kami menuju Pelabuhan Sape untuk kami menyebrang ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur
Part 13 : Akhirnya Sampai di Pulau Komodo
Dengan ini berakhir sudah rangkaian perjalanan yang diikuti oleh 7 jurnalis dan 7 travel blogger dengan 7 unit Daihatsu Terios. Rombongan menempuh jarak lebih dari 2500 kilometer. Perjalanan para Sahabat Petualang menuju Pulau Komodo dimulai dengan bertolak dari Labuan Bajo sebelum matahari tebit, tepatnya pada pukul 05.00 WITA. Dan setelah menempuh perjalanan laut selama 5 jam, tibalah rombongan di pulau tempat bersarangnya binatang-binatang yang menjadi inspirasi Kak Seto dalam membuat serial Si Komo itu. Di sini, para jurnalis berpisah dengan para blogger yang memiliki agenda acara berbeda. Para jurnalis pun menjelajah Pulau Komodo pada siang harinya dengan dipandu oleh dua orang ranger. Karena terbatasnya waktu, rombongan memilih untuk menjalani Short Trek (tour jarak pendek). Sepanjang tur rombongan diajak berkeliling melalui jalur pantai dan bukit yang tandus. Rombongan berhasil menjumpai 5 ekor komodo selama tur. Sayangnya, semua komodo yang dijumpai tidak menunjukkan aktivitas apapun dan hanya berbaring di bawah pohon. Tidak hanya komodo yang rombongan temui selama tour, beberapa ekor rusa juga dengan bebasnya berkeliaran di sekitar rombongan dan komodo. Menurut yang para ranger kepada para Sahabat Petualang Terios, rusa adalah salah satu mangsa utama dari komodo yang populasinya saat ini sekitar 2000 ekor. Usai tur rombongan pun kembali menyeberang ke Labuan Bajo untuk mengakhiri hari dan beristirahat, sebelum kembali ke Jakarta esok harinya dan mengakhiri rangkaian Terios 7 Wonders Hidden Paradise.
source :
http://daihatsu.co.id/terios7wonders/2013/home
http://daihatsu.co.id/terios7wonders/2013/news
http://daihatsu.co.id/terios7wonders/2013/gallery
Itulah Review Seputar perjalanan Para penjelajah selama kurang lebih 14 Hari. Sungguh merupakan perjalanan yang hebat dan menyenangkan.
Screen Shot Persyaratan Lomba :
*cat : Widget berada di homepage di bagian bawah
Perjalanan dengan petualangan yang menarik dengan tempat destinasi wisata Indonesia yang selalu meberikan keindahan tersendir bagi para setiap mata yang melihatnya.
ReplyDeleteSalam
@Indra Kusuma Sejati
ReplyDeleteKegiatan ini sangat berguna untuk mengenal lebih dalam tentang Indonesia kita tercinta
@Indra Kusuma Sejati
ReplyDeleteKegiatan ini sangat berguna untuk mengenal lebih dalam tentang Indonesia kita tercinta
mantap
ReplyDelete